Platform Geographic Information System (GIS) berbasis web yang dirancang khusus untuk mendukung pencatatan dan pemantauan aktivitas posyandu terpadu di Provinsi Jawa Tengah.
SIGASI (Sistem Informasi Geospasial Anak Sehat Indonesia) adalah sebuah platform digital inovatif yang dirancang untuk mendukung program percepatan pencegahan stunting. SIGASI memanfaatkan teknologi WebGIS dan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan data spasial dan analisis yang akurat demi pengambilan keputusan berbasis bukti di tingkat Posyandu.
Pelajari Lebih LanjutMenurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia masih sebesar 21,6%. Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah dengan jumlah kasus tinggi, terutama di daerah pedesaan yang akses terhadap layanan kesehatan masih terbatas. SIGASI hadir untuk mempermudah pengawasan dan pencatatan di lapangan melalui pendekatan digital yang terintegrasi.
Balita Terdata
Kasus Stunting
Posyandu Aktif
Kab/Kota Terjangkau
Pastikan asupan gizi yang cukup dan seimbang selama kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin optimal dan mencegah risiko stunting.
Berikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi untuk imunitas dan nutrisi terbaik yang krusial.
Mulai Makanan Pendamping ASI (MPASI) pada usia 6 bulan dengan porsi dan jenis yang sesuai kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang optimal.
Lakukan penimbangan dan pengukuran tinggi/panjang badan balita secara rutin di Posyandu atau fasilitas kesehatan untuk deteksi dini.
Jaga kebersihan lingkungan, akses air bersih, dan praktik cuci tangan pakai sabun untuk mencegah infeksi yang menghambat pertumbuhan.
Pastikan anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal untuk melindungi dari penyakit infeksi yang dapat menyebabkan stunting.
Setiap balita yang datang ke Posyandu akan menjalani pemeriksaan rutin seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, usia, dan data lainnya.
Tahap 1
Data hasil pemeriksaan dicatat secara digital oleh kader atau petugas kesehatan melalui aplikasi SIGASI, memastikan akurasi dan keterpaduan data.
Tahap 2
Sistem secara otomatis mengkategorikan status gizi balita, apakah dalam kondisi normal, stunting, atau kondisi gizi lainnya.
Tahap 3
Teknologi AI menganalisis data yang masuk untuk mengidentifikasi pola risiko stunting, kemungkinan penyebab gizi buruk, serta memberikan rekomendasi intervensi yang sesuai.
Tahap 4
Semua data yang telah dianalisis dikirimkan secara otomatis ke dinas kesehatan daerah untuk keperluan pemantauan dan pengambilan keputusan.
Tahap 5
Dinas kesehatan mempublikasikan data hasil pemeriksaan dan analisis dalam bentuk peta interaktif berbasis WebGIS, sehingga distribusi kasus stunting dan status gizi dapat dipantau secara spasial dan real time.
Tahap 6